Selasa, 04 Maret 2014

MODEL BAJU RACING LINE








KETERANGAN TENTANG RECING LINE

Dunia balap ternyata tidak hanya melahirkan juara. Banyak dari mereka yang menjadikan dunia otomotif khususnya di bidang balap menjadi inspirasi dalam hidupnya. Inspirasi inilah yang pada akhirnya menjadikan mereka memiliki pandangan lain dari sebuah balap.

Salah satu dari sekian banyak orang yang terinspirasi dari kegiatan balap adalah pengusaha clothing asal Bandung, Martin Hidayat. Memiliki pengalaman singgah dari sirkuit satu ke sirkuit lainnya membuat pria ini memiliki pengamatan lain dari aktifitas balap. Hingga akhirnya dirinya putuskan untuk mendirikan usaha clothing dengan label Racing Line.

"Berdasarkan pengamatan dari sirkuit satu ke sirkuit lainnya, setelah saya perhatikan hampir 80 persen baik itu crew, penonton atau pengamat balap sekalipun memakai baju-baju buatan dalam negeri atau bisa disebut clothing istilah kerennya baju distro," ungkap Martin yang menggeluti usahanya sejak Februari 2011 silam.

Dari pengamatan itu, akhirnya Martin memantapkan diri untuk mendirikan usaha clothing Racing Line. Soal nama Racing Line, lanjut Martin memberikan alasan, jika dirinya hanya ingin membedakan dengan clothing-clothing yang sudah banyak beredar di pasaran. "Saya lihat belum ada yang bertemakan racing. Sedangkan distro otomotif terkesan sudah banyak beredar," ucapnya.

Lebih dari sekedar bisnis, Martin juga memiliki impian tinggi di bidangn balap Indonesia. Baginya, bukan hanya soal prestasi yang harus bisa diraih oleh para pembalap. Melainkan dalam hal berpenampilan, bagi Martin juga menjadi hal penting bagi seorang pembalap. Dan menjadikan nilai jual seorang pembalap lebih tinggi dengan berpenampilan.

"Kita ingin mengangkat anak-anak racing biar elegant, biar enak dilihat. Jadi nanti cita-cita kita pada akhirnya desain-desain racing ini bisa jadi daily use atau jadi new life style lah," cetus Martin dengan tawa.

Mengenai penjualan, Martin mengakuinya jika produk-produk Racing Line sudah merata di seluruh kota di Indonesia. Bahkan Martin mengatakan jika hasil karyanya ini sudah menembus pasar mancanegara seperti di Malaysia, Timor Leste dan Singapura.